“Indonesia Perlu Seperti Singapura atau Korea”

KOMPAS.com - Cloud bakal mengalami pertumbuhan besar. Data dari lembaga riset Gartner menunjukkan bahwa bisnis komputasi awan ini bakal bernilai 121 miliar dollar AS pada 2015, naik hampir empat kali lipat dibandingkan angka 36,8 miliar dollar yang tercatat pada 2010.

Di Indonesia sendiri, Presiden Direktur PT Virtus Technology Indonesia Erwin Kuncoro menyebutkan bahwa nilai bisnis cloud  bakal mencapai Rp 5,4 triliun pada 2014, naik 50 persen dibanding tahun sebelumnya.

Namun, ia juga mengatakan bahwa pertumbuhan cloud di Tanah Air masih tersandung sebuah masalah “klasik”, yaitu koneksi internet yang kurang memadai.

“Kita perlu (koneksi internet) broadband yang bagus. Kita tahu bahwa Indonesia belum sebagus Singapura atau Korea (Selatan) infrastrukturnya,” ujar Erwin dalam acara Media Gathering di Belitung, minggu lalu.

Dua negara yang disebut Erwin itu memang memiliki kualitas koneksi internet yang terbilang “bagus”. Korea Selatan, misalnya, konsisten memegang predikat sebagai negara dengan koneksi terkencang di dunia dengan kecepatan koneksi rata-rata mencapai 21,9 Mbps, menurut data kuartal 4 2013 dari Akamai.

Menurut sumber yang sama, Singapura mencatat angka kecepatan koneksi internet rata-rata 7,9 Mbps. Adapun rata-rata kecepatan koneksi internet Indonesia hanya 1,6 Mbps. Padahal, perkembangan bisnis cloud sangat bergantung pada kualitas jaringan internet di sebuah negara.

Data digital akan turut mengalami kenaikan eksponensial bersama dengan pertumbuhan cloud. Mengutip data lembaga riset IDC, Country Manager EMC  Indonesia Adi Rusli menyebutkan bahwa jumlah data digital bakal mencapai 44 zetabytes pada 2020, naik 10 kali lipat dibandingkan angka 4,4 zetabytes pada 2013.

“Namun perkiraan ini biasanya sedikit meleset karena jumlahnya justru lebih besar lagi,” kata Adi.

Related Posts:

0 Response to "“Indonesia Perlu Seperti Singapura atau Korea”"

Post a Comment